Tepat 100 hari menuju Asian Games 2018, obor ajang multievent ini resmi diperkenalkan. Obor ini hasil perpaduan antara budaya Jakarta dan Plembang. Desain ini merupakan perpaduan dua alat beladiri tradisional Betawi, yakni golok dan Palembang, yakni skin. Dirancang oleh panitia pelaksana, desain ini mencerminkan semangat untuk terus mengasah diri dan melambangkan persatuan. Obor ini memiliki tinggi 600 mm dan lebar 35-90 mm, dengan berat 1600 gr.
Api untuk obor Asian Games 2018 akan berasal dari sinar matahari. Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (Insagoc) akan menyalakan api ini menggunakan cermin parabola yang diarahkan ke arah sinar matahari pada prosesi di Stadion Nasional Dhyan Chand, New Delhi, India, 17 juli 2018. Insagoc menyebutkan api juga berasal dari api abadi di Mrapen, Kabupaten Grobongan, Jawa Tengah. Api abadi yang sudah dikenal sejak Kesultanan Demak pada abad ke-15 ini kerap digunakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON), SEA Games 1997, SEA Games, ASEAN Paragames 2011,dan Asian Beach Games 2008.
Karena itu, Insagoc merencanakan parade obor dimulai di New Delhi, India, pada 17 Juli 2018. Pada 18 Juli 2018, obor Asian Games mendarat di Mrapen, Jawa Tengah. Selanjutnya parae obor dimulai dari Candi Prambanan, DI Yogyakarta.
Kemudian samapai pembukaan Asian Games pada 18 Agustus 2018, obor akan berkeliling melintasi 29 kota di Indonesia. Obor akan melintasi Gunung Bromo, Malang, Jawa Timur; Denpasar, Bali;Raja Ampat, Papu Barat; Makassar, Sulawesi Selatan; serta dua kota penyelenggara, yakni Palembang, Sumatera Selatan dan Jakarta.